Senin, 27 Juni 2011

[Movie Review] Serdadu Kumbang - Sebuah potret pendidikan


Setelah hasil UNAS diumumkan, minun berkuda menuju bukit Mantar, menuju pohon harapan. Disitu tergantung begitu banyak botol-botol berisikan kertas yang bertulis cita-cita, bertulis impian.
Minun memanjat hingga tinggi berusaha menggapai botol impiannya, menggapai dan terus menggapai. Akankah Tuhan mengabulkan impiannya?



Di tengah maraknya ketidakjujuran dalam lembaga pendidikan, orang semakin mempertanyakan dan bersama-sama prihatin tentang kualitas pendidikan di negeri ini.

Ruang kelas hanyalah tempat mengajar dan bukan mendidik. Otak-otak siswa dibiarkan menyerap angka, hafalan dan logika tanpa diimbangi dengan keseimbangan moral dan kesejukan hati. Only knowledge but not life skill.

Akibatnya di negeri ini banyak orang pintar tapi tidak cerdas hati. Banyak sudah sederet panjang cacat moral yang hampir setiap hari menjadi headline di media massa. Bosan sekali rasanya..

Ari Sihasale dan Nia Zulkarnain begitu jeli dan peduli melihat fenomena ini, mereka pun konsisten memproduseri dan kadang menyutradarai sendiri film-film yang bernuansakan pendidikan. Yang paling baru adalah film yang bernama “Serdadu Kumbang”

Film ini mengisahkan seorang tokoh sentral bernama Amek (Yudi Miftahudin) , seorang anak SD berbibir sumbing yang punya cita-cita tinggi ingin menjadi penyiar berita. Hobinya adalah mendengarkan berita di TV dan “menyiarkan” nya kembali di jendela dengan frame kayu.

Ayah Amek adalah seorang TKI di Malaysia sedangkan ibunya penjual jajanan di kampung, kakaknya Minun adalah siswi SMP yang sangat cerdas.

Amek pandai sekali berhitung dan berkuda tapi sering bolos sekolah. Ia malas sekolah karena ia selalu dihukum push up dan lari keliling lapangan oleh Pak Alim (Lukman Sardi).

Bersama Amek kita diajak menjelajah 3 ruang, yang pertama cermin pendidikan di Indonesia, Yang Kedua karakter manusia yang majemuk, dan yang ketiga indahnya alam Sumbawa

Cermin pendidikan

  • Hukuman militer yang diterapkan Pak Alim tidak manusiawi, terlambat dihukum push up, sit up hingga ada yang pingsan karena kelelahan,  mendidikkah ini? Yang ada adalah Pak Alim menanamkan sifat kebencian
  • Pendidikan Alternatif : Ditunjukkan oleh Papin dan dan Bu Guru Imbok. Papin mengajarkan nilai-nilai moral dan agama dengan penuh kelembutan, anak-anak yang awalnya dianggap nakal sebenarnya mereka patuh dan taat. Bu Guru Imbok mengajarkan pendidikan untuk semua, baca tulis untuk masayarakat yang masih buta huruf, mengajar melalui cerita sekaligus menyampaikan pesan-pesan moral dari yang dipelajari. Semuanya disampaikan dengan simpatik dan atraktif, walau ruang kelas hanya berada di bawah rumah panggung dengan alat tulis yang seadanya pula
  • Begitu horornya UNAS sehingga para orangtua menghalalkan segala cara termasuk mengorbankan akidah, dan begitu horornya UNAS sehingga nasib seorang anak walau pandai dan berprestasi  bisa juga gagal dalam 3 hari
"Pendidikan macam apa yang kalian cita-citakan itu hah saya tidak bangga kalau cucu saya cerdas di kepala tapi tidak cerdas di dalam hati" (Papin Haji Maesa)

Karakter yang majemuk

  • Ada bang Zakaria (Asrul Dahlan)  ayah Amek, cermin TKI yang pulang kampung, mentereng dengan emas imitasi, bercerita selama berhari-hari tentang kisah di tanah rantau, berubahnya dialek menjadi aksen Melayu.
  • Ada Papin / kakek Haji (Putu Wijaya) yang begitu kharismatik dan bijak. Amek yang punya kecerdasan aritmatik, Bu Guru Imbok (Ririn Ekawati) yang penuh dedikasi dan idealis, Kepala sekolah yang tidak tegas dan sering berbohong, Siti Aisyah (Titi Sjuman) ibu Amek yang gigih menghidupi keluarganya.

Indahnya Alam Sumbawa

  • Sumbawa memang elok dengan savanna, bukit ,pantai, dan lautnya. Masih asri dan alami. Ada 1 scene dimana Amek, Umbe dan Acan memancing di laut diatas perahu sambil beratapkan langit malam yang penuh bintang dan temaram rembulan
  • Kuda menjadi status social tersendiri bagi pemiliknya.
  • Saya pernah menyaksikan sendiri bahwa memang anak-anak banyak yang sudah mahir berkuda, menjadi joki di arena pacuan

Plus

Film ini menjadi air penyejuk di tengah jengahnya film horor dan erotism. Pas release di saat liburan sekolah, pas juga momennya di tengah isu Gadel. Idealis dan cukup konsisten keluar dari alur.
Pesan moral dari film ini
·         jangan menyerah untuk mengejar cita-citamu, teruslah berusaha walau engkau dirundung keterbatasan dan kesedihan
·         Pendidikan yang baik bukanlah sekadar nilai akademis akan tetapi juga nilai moral. Life Skills (keberanian, kesabaran, tidak mudah putus asa, integritas, social skills) yang membuat anak bertahan hidup dengan lebih baik, bijak dan bersahaja.

Minus

·         Kurang fokus. Sedikit melebar kemana-mana
·         Adanya scene dengan Ketut memberikan pelajaran tentang hewan laut dan pelepasan penyu ke lautan lepas bersama-sama antara SD Mantar dan sekolah Elite terkesan dipaksakan. Yah memang mereka menjadi sponsor utama tapi ada upaya pencitraan sementara mereka / perusahaan asing terus mengeruk kekayaan di negeri ini dan kadang hingga mencemari lingkungan. The New VOC kata Pak Habibie

Overall merupakan tayangan yang cukup layak tonton. Semoga bisa menginspirasi
Rating versi @astu_MD : 7,2/10











Minggu, 26 Juni 2011

Kisah Segenggam Garam

Suatu ketika, hiduplah seorang tua yang bijak. Pada suatu pagi, datanglah seorang pemuda yang kelihatannya sedang dirundung banyak masalah. Langkahnya gontai dan air muka sangat kusut. Pemuda itu, memang tampak seperti orang yang tak bahagia. Kemudian Ia menyampaikan segala keluh kesahnya pada Pak Tua. Dengan tatapan yang bijak, Pak Tua hanya mendengarkan dengan seksama, tanpa berkomentar sedikitpun.

Setelah pemuda itu selesai, Pak Tua segera mengambil segenggam garam, dan meminta sang pemuda untuk menyiapkan segelas air. Ditaburkannya garam itu kedalam gelas, lalu diaduknya perlahan. "Coba, minum ini, dan katakan bagaimana rasanya.", ujar Pak tua itu. "Pahit. Pahit sekali", jawab sang pemuda, sambil memuntahkan semua air yang diminumnya. Pak Tua itu, sedikit tersenyum.

Pak Tua kemudian mengajak tamunya untuk berjalan ke tepi telaga di dalam hutan dekat tempat tinggalnya. Sesampainya di telaga, Pak Tua itu lalu kembali menaburkan segenggam garam, ke dalam telaga itu. Dengan sepotong kayu, dibuatnya gelombang mengaduk-aduk seakan garam itu dibuatnya merata ke seluruh telaga.

"Coba ambil air dari telaga ini, dan minumlah. Setelah pemuda itu meminumnya, Pak Tua bertanya lagi, "Bagaimana rasanya?". Pemuda menjawab,"segar". "Apakah kamu merasakan garam di dalam air itu?", tanya Pak Tua lagi. "Tidak", jawab si pemuda.

Dengan bijak, Pak Tua itu menepuk-nepuk punggung si Pemuda. Ia lalu mengajaknya duduk berhadapan, bersimpuh di samping telaga itu. "Anak muda, dengarlah. Pahitnya kehidupan, adalah layaknya segenggam garam, tak lebih dan tak kurang. Jumlah dan rasa pahit itu adalah sama, dan memang akan tetap sama.

"Tapi, kepahitan yang kita rasakan, akan sangat tergantung dari wadah yang kita miliki. Kepahitan itu, akan didasarkan dari perasaan tempat kita meletakkan segalanya. Itu semua akan tergantung pada hati kita. Jadi, saat kamu merasakan kepahitan dan kegagalan dalam hidup, hanya ada satu hal yang bisa kamu lakukan. Lapangkanlah dadamu menerima semuanya.

Pak Tua itu lalu kembali memberikan nasehat. "Luasnya hatimu, akan menawarkan segala kepahitan yang mendatangimu. Janganlah pernah engkau menolaknya, karna kepahitan itu selalu datang untuk mendewasakanmu, menyiapkan dirimu tuk menyambut kepahitan berikutnya... 



via @unidie

Senin, 20 Juni 2011

Wisata Mangrove di Pesisir timur Surabaya – A Brief Guide



Mangrove Experience

Jangan mengaku arek Suroboyo atau pernah ke Suroboyo bila belum pernah ke tempat yang satu ini. Ekowisata Mangrove Wonorejo. Saya yakin banyak diantara teman-teman mbatin. Opo iku? Ono opo ae nang kono mas? Hehe.. Baiklah pengalaman ini akan saya bagi (Yang kebetulan masih segar dalam ingatan soalnya baru kemarin wkwkwk) mulai dari lokasinya, biayanya berapa, apa saja yang bisa dilihat and ya ditambah sedikit pengetahuan popular.  Cekidot!

LOKASI

A: Stikom B: Lokasi


Lihat di google maps untuk menuju kesana Anda harus menetapkan tujuan terelebih dahulu yaitu ke Bozem Wonorejo, dermaga tempat perahu berlabuh. Koordinatnya (-7.311633,112.822888)

Bagaimana mencapainya? Gampang! Cari dulu kampus Stikom yaitu di jalan kedung Baruk (Panjang jiwo terus atau bila lewat tol MER II C langsung belok kiri. Di sepanjang perjalanan Anda akan melewati sekolah IPH, kantor Taksi Orenz dan Kalimaya Steel. Lurus saja mengikuti jalan. Semua ada petunjuk arahnya kok. Besar-besar.

Jangan heran dalam perjalanan, selepas jalan beraspal, dari stikom 3 km. Anda akan melewati jalan kampung yang sempit, lalu lebih menyedihkan setelah gerbang pintu masuk akan melewati jalan berpasir, berlika-liku dan bergelombang (semi offroad) sekitar 2 km).  Untuk sedan masih bisa kecuali yang ceper

Samping kiri kanan pemandangan ada tambak , beberapa kolam pancing dan sudah bisa dilihat pula sebagian hutan bakau.

Dermaga Bozem Wonorejo

Sampai di dermaga Anda akan diajak naik perahu motor berkapasitas sekitar 20 orang. Dikenakan biaya 25.000 IDR / orang. Anda akan didampingi oleh Guide local yang juga aktivis lingkungan.

Dalam perjalanan naik perahu Anda akan disugi pemandangan yang eksotis. Seperti menyusuri Amazon saja. Samping kiri kanan ada hutan bakau dan jika beruntung Anda akan melihat beberapa spesies burung dan monyet ekor panjang. (Pada waktu itu kami hanya melihat beberapa semacam bangau putih)

Yang paling saya suka adalah saat berada di ‘muara’. Berhadapan langsung dengan laut lepas. Sooo beautiful. Disini Anda akan diturunkan di sebuah dermaga bambu untuk kemudian menempuh track yang juga terbuat dari bamboo dan gedheg.

The Forest and the Gazebo

Hiaa buat yang suka narsis atau hobi Fotografi sip lah. Baguus banget. Serasa di belahan dunia manaaa gitu hehe.. Jadi sepanjang track dikelilingi hutan bakau yang begitu rimbun. Saat pasang, Anda akan dikelilingi oleh air laut, bila surut hanya terlihat endapan lumpur.

Air pasang saat pagi hingga siang dan akan surut menjelang sore. Masing-masing track akan berujung ke Gazebo yang juga indah. Bila pagi akan pedagang lokal yang menawarkan Bandeng lempung bakar, sirup mangrove dsb.

Jalan-jalan akan diberi waktu sekitar 1 jam. Setelah itu Anda akan dihimbau untuk segara kembali bersama rombongan. Pada waktu itu kami sampai pukul 16.00 WIB dan kembali pukul 17.15

Biological Threat

Hati-hati bila menjelang magrib Nyamuknya ganas. Tajam dan sangat gatal. Sediakan krim anti nyamuk dan jangan gunakan rok mini atau semacamnya hehe.. karena bisa ‘berbahaya’

Short History

Ya Ekowisata ini didirikan atas inistiatif lurah wonorejo bekerjasama dengan Kepolisian setempat. FKPM (Forum Kemitraan Polisi-Masyarakat) tanggal 1 Juli 2009.

Mengapa ada Polisi? Karena disitu serang terjadi penebangan liar yang mengganggu ekosistem. Jadi ada tuh sebelum dijadikan tempat wisata, ada polisi air yang berkeliling mengawasi hutan bakau.

EWM diresmikan oleh walikota 9 Agustus 2009 oleh walikota Surabaya Bambang DH. Bersamaan dengan peresmian Gazebo mangrove.

EWM ini menjadi wisata yang rekreatif dan edukatif. Alternatif daripada cuman jalan-jalan di mall.

Hutan bakau adalah pelindung dari badai garam, Filter dari racun laut, tempat tinggal berbagai spesies flora dan fauna  (15 spesies mangrove, 83 spesies burung, 7 spesies primata dan 53 spesies serangga) , sumber plasma nutfah, penyerap karbon sekaligus reduktor global warming.

Dan Luas Hutan Bakau di Indonesia itu terluas di Dunia sebanding dengan garis pantainya. Luasnya mencapai  2,5 hingga 4,5 juta hektar . Melebihi Brazil (1,3 juta ha), Nigeria (1,1 juta ha) dan Australia (0,97 ha) (Spalding dkk, 1997 dalam Noor dkk, 1999).

Mudah-mudahan setelah berwisata kesini kita selain untuk menyegarkan fikiran, mereduksi stress metropolis – (bayangin hampir tiap hari kita berkutat dengan gedung2 tinggi, macet dan kendaraan bermotor). Juga semakin tertanam dalam benak kita tentang pentingnya menjaga keseimbangan ekologis. Juga memicu corporate atau komunitas untuk menanam lebih banyak pohon. Kalau bukan dari kita, siapa lagi? (AST)


@astu_MD

Minggu, 19 Juni 2011

Hardina’s weds, Kunyit’s Bday, and PTC Food Court


My Daily Notes – Sabtu, 18 Juni 2011 / 16-17 Rajab 1432 H

Hardina’s wedding

 


Akhirnya mbak Dina sampai juga ke pelaminan. Jodohnya adalah mas Dedi yang sudah sama-sama matang.

Akad nikah diselenggarakan di rumah mbak Dina di manukan. Dihadiri oleh keluarga, tetangga dan sanak kerabat. Teman-teman Acatya mulai dari mas Sigit, Mbak Rara yang sedang hamil tua, mas Jun, Haris, Anas, Pita dan Rizka datang pula.

Kangen. Akhirnya menjadi ajang reuni kecil antara aku, maya dan acatya crew.
Undangan sebenarnya jam 8 pagi tapi entah akad nikah baru dilaksanakan pukul 10.30 tidak terbayang kan betapa lamanya kami menunggu. Apalagi habis jaga malam dan belum juga sarapan.

Tapi keluarga mbak Dina begitu baiknya, kami disuguhi makanan ringan (jajan pasar dan roti) untuk pengganjal perut. J

Akad nikah diserahkan ke wali hakim. Lancar diiringi oleh kalimat SAH! Ah betapa bahagianya mbak Dina. Di tengah usianya, Alloh berkenan untuk mempertemukan dengan jodohnya. Melalui Agil gila, melalui Social Media.

Prosesnya begitu cepat, Agil mendaftarkan mbak Dina ke biro jodoh, lalu berkenalan di Facebook, kopdar, lamaran dan akhirnya menikah. Semuanya kurang dari 4 bulan. Subhanalloh

“Jodoh, rizki dan keturunan itu sudah ada yang menentukan. So Be patient”

Begitulah mas Sigit memberikan semangat kepada Aku dan Maya.

Terimakasih mas Sigit, terimakasih mbak Rara. Kisah kalian berdua luar biasa. Selalu menjadi inspirasi untuk kami.

Kunyit’s Birthday on PTC

 

Reunian keluarga di food court PTC memperingati Ultah Kunyit tanggal 15 Juni yang lalu (menu steamboat and noodles)

Tanpa disangka sebelumnya, Mas Nandi, Mbak Kiki, Mama Har dan Muhni juga ada di PTC, ada perpisahan TK. Jadi ya Gayeng antara mama Ris, mama Wied dan mama Har (rukun)

Betapa bahagia keluarga yang insyaAlloh sakinah ini. Keluarga yang dibangun dengan keimanan dan juga ketaqwaan. Antara keluarga sangat cocok satu sama lain, tidak hanya mempelai berdua saja.

Tidak semua keluarga bisa seperti itu ada yang tidak cocok bahkan ada yang bermusuhan seperti keluarga Romeo & Juliet.

“Dan harta yang paling indah adalah keluarga”

Alhamdulillah ya Rabb. Engkau takdirkan hamba di tengah-tengah keluarga yang penuh dengan cahaya, yang semuanya berbakti kepadamu. Tiada yang lebih indah daripada ini. Berilah kami kekuatan agar kami selalu istiqomah di jalanmu, Agar kami semua bisa berkumpul kelak di Surga-Mu melihat wajah-Mu dengan penuh kenikmatan. Amiin amiin ya Rabbal Aalamiin (@astu_MD)

Senin, 13 Juni 2011

Perjalanan Meminang Bidadari


Front Cover

Data Buku

[Judul ] Perjalanan Meminang Bidadari – Kisah Luar Biasa 10 tokoh Syahid Modern [Penulis]  Herry Nurdi  [genre] Inspirasi Spiritual [Penerbit] Lingkar Pena Publishing House : 2011 [halaman]  210 [ISBN] 978602885113-8 

Prelude


“Aku tidak melawan Yahudi karena mereka Yahudi. Aku melawan karena mereka merampas tanah kami” |Syaikh  Ahmad Yassin

Siapa sih yang mau ditindas? Binatang saja bila tersudut, ia akan melawan habis-habisan walau harus kehilangan nyawanya.

Apalagi sebuah bangsa yang bermartabat. Dengan mengatasnamakan ideologi dan Ekonomi banyak negara-negara imperialis yang menghalalkan segala cara untuk menindas bangsa yang lain. Negara yang mulanya damai bisa dalam sekejap penuh dengan mimpi buruk.

Libya, Afganistan, Palestina, Mesir, Chechnya. Adalah bumi perjuangan yang melahirkan diantaranya 10 tokoh yang memilih untuk tinggal diam membela tanah airnya dari kezaliman penguasa dan penjajah.

Dari Bumi Libya ada Omar Mukhtar (guru mengaji yang berubah menjadi gerilyawan melawan penjajah Italia).

Dari Bumi Palestina ada tokoh2 HAMAS Syekh Ahmad Yasin (Pejuang karismatik pemilik kursi roda) dan Abdul Aziz Rantisi (spesialis anak yang memilih mati didepan Helikopter Apache), Yahya Ayyash (Sang Pemilik 1000 wajah).

Dari Chechnya dan Eropa Tengah ada 3 sahabat pemberani Dzokar Musayevich Dudayev. Ibnul Khatab dan Syamil Basayef.
Dari bumi Mesir ada Sayyid Qutb (Founder Ikhwanul Muslimin) dan Hasan Al-Banna (guru para syuhada) yang legendaris.

Media barat dan kaum orientalis dengan bebagai kepentingan tentu saja mencap mereka sebagai kaum radikal, ekstrim , teroris.  Film-film Hollywood hampir selalu menggambarkan bangsa Arab  dengan kesan-kesan yang kejam dan menyeramkan.

Sejarah telah mencatat kejadian-kejadian yang begitu kelam dan biadap.  Dimana puluhan ribu umat muslim menjadi korban pembantaian. Dan perjuangan melawan kebatilan akan selalu ada selama masih ketidakadilan

·         
  • Di Bosnia, Kosovo dan Chechnya (1992-sekarang), lebih dari 200.000 Muslim dibantai dan lebih dari 1,5 juta Muslim terluka, menjadi tunawisma atau diasingkan. Lebih dari 50.000 muslim wanita dan anak perempuan diperkosa.
  • Selama 15-18 September 1982, milisi Phalagist yang didukung Israel membantai 50.000 orang Palestina, diperkirakan di kamp pengungsi Sabra dan Shatila di Libanon.
  • Selama 8 tahun terakhir, pasca invasi Amerika ke Irak, seluruh penduduk Irak berada dalam kondisi horror, lebih dari 1 juta meninggal termasuk 575.000 anak-anak.
  • Yang lagi in. Pembantaian Srebenica. Juli 1995. Lebih dari 8000 pria dewasa dan anak-anak tewas dibantai.
  • Dsb
Coba googling dan lihat korban-korban nya. Mungkin sebagian dari anda akan muntah. Sebagian menutup mata. Sebagian mengutuk. Sebagian tidak peduli. Sebagian begidik ngeri.

Now who’s the real terrorist?

Content

Buku ini mengutarakan biografi singkat inspiratif ke 10 tokoh syahid. Dengan berbagai macam profesi yang dengan keberaniannya menjadi pemimpin bagi bangsanya untuk melawan penjajahan manusia atas manusia. Dibahas pula sisi-sisi menarik dari tiap tokoh misalnya Imam Hasan Al-Bana dari kecil mempunyai hobi membangunkan muadzin untuk shalat shubuh sekaligus menjadi jamaah yang termuda, Ada Yahya Ayyash. Jenius eletronika dari palestin, manusia seribu wajah  yang suka menyamar  dan langsung masuk ke Jantung kota Israel menjalankan aksinya, Ada Omar Mukhtar yang di tengah-tengah perjuangannya melawan penjajah masih tetap menyempatkan diri untuk mengajar anak-anak mengaji.

Selalu ada konsekuensi dalam setiap perjuangan. Sayyid Quthb misalnya harus keluar masuk penjara hingga berakhir di tiang gantungan karena buku dan pemikirannya dianggap menumbuh suburkan radikalisme, Ahmad Yassin disiksa hingga hampir buta dan pada akhirnya diatas kursi roda harus syahid oleh roket Apache.

Dikemas dengan bahasa yang sederhana tapi cukup provokatif untuk menggugah semangat pembacanya untuk terus peduli bahwa di belahan bumi lain ada saudara-saudara lain yang sedang tertindas dan membutuhkan bantuan.

Heroik. Buku ini menggugah semangat pembacanya  untuk terus berjuang demi sesuatu yang dicita-citakan. Yaitu keridlaan Ilahi dan surga-Nya yang luasnya seluas langit dan bumi .

“Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup[248] disisi Tuhannya dengan mendapat rezki. Mereka dalam keadaan gembira disebabkan karunia Allah yang diberikan-Nya kepada mereka, dan mereka bergirang hati terhadap orang-orang yang masih tinggal di belakang yang belum menyusul mereka[249], bahwa tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati” (QS Ali Imran 169-170)

Jumat, 10 Juni 2011

Kakek Penjual Koran dan budaya Literasi


Untuk update berita pagi hampir setiap hari saya menyempatkan diri untuk mampir ke sebuah kios. Terbuat dari gerobak sedrhana, kios itu menjual berbagai macam majalah dan Koran yang tersusun cukup rapi.

Penjual dari kios ini adalah seorang kakek-kakek berusia sekitar 60 tahun yang begitu ramah saat melayani pelanggan. Dan Anda tahu yang ia lakukan sembari menunggu pembeli? Yupz betul sekali sambil duduk di kursi kecil ia membolak-balikkan surat kabar di celah kiosnya yang sempit.

Ada 2 hal yang membuat saya kagum dengan kekek yang bersahaja ini. Yang pertama walaupun telah renta ia tetap semangat bekerja, ada semangat untuk terus mandiri tanpa bergantung pada orang lain. Dan Yang kedua adalah semangatnya untuk MEMBACA.

Zaman sekarang siapa siy yang betah untuk berlama-lama membaca? Mendingan ngobrol sana ngobrol sini? Atau nonton TV aja! Membaca? Membosankan sekali.  Itulah kira-kira sedikit gambaran dari masyarakat kita

Tentu tidak semuanya seperti itu. Coba lihat disekeliling kita. Anak-anak lebih akrab dengan televisi daripada buku karena tak lain begitulah pula orangtuanya. Anak belajar dari lingkungannya

Kembali kepada kakek pembelajar tadi. Di tengah renta usianya ia tetap bersemangat untuk membaca, bersemangat untuk tetap belajar. Karena belajar itu ibadah, belajar itu fitrah, seperti pada saat kita masih balita yang begitu besar rasa ingin tahunya, rajin mengeksplorasi, memanfaatkan semua inderanya sehingga ia bisa terus berkembang.

Seharusnya kita malu. Masak kalah sama kakek-kakek. Dengan membaca maka otak kita akan berisi, otak yang berisi menghasilkan pembicaraan yang berkualitas, otak yang berisi dapat membuat kita lebih bijak dalam menghadapi persoalan hidup.

Tidak ada alasan lagi untuk menunda. Coba lihat orang-orang yang disegani dan sukses dalam hidupnya. Sebagian besar pasti tak lepas dari kecintaannya pada pustaka. Selamat mencoba dan semoga berbahagia menikmati tarian kata.

~ @astu_MD ~
www.genioinspira.blogspot.com
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...