Minggu, 27 Februari 2011

Untukmu ibu, Untuk sejuta pengorbanan

Ketika seorang wanita pada fase dalam hidupnya, ditakdirkan menjadi pengemban amanah, menjadi seorang ibu.. Dalam 9 bulan hidupnya kelak hingga proses kelahiran, secara fisik maupun mental akan mengalami cobaan yang dramatis, mengharukan, dan terkadang mengancam jiwanya. Apa saja yang terjadi?

Saat kehamilan

Hiperemesis Gravidarum
Di kandungan seorang janin mengeluarkan hormone hcG (Human chorionic Gonadotrofin) yang kemudian beredar ke seluruh peredaran darah ibundanya tercinta.  Di satu sisi hormon ini sangat berguna untuk kelangsungan hidup janin itu sendiri, menciptakan atsmosfer bumi kandungan sehingga ia dapat tumbuh dan bernafas dengan leluasa. Akan tetapi disisi lain timbul lah efek samping yang cukup berat yang kadang dialami oleh sang ibu. Salah satunya adalah Hiperemesis Gravidarum atau muntah-muntah yang berlebihan dalam kehamilan terutama pada 14-16 minggu pertama.  Ketidakseimbangan hormone mengakibatkan mual dan muntah yang kadang berlebihan. Setiap kali makan, muntah. Setiap kali minum, juga muntah.. begitu berlebihan sehingga seorang ibu terancam dehidrasi (kekurangan cairan).. begitu berlebihan sehingga seorang ibu harus diberi cairan intra vena (Infus).

Gestational Diabetes (Diabetes dalam Kehamilan)
Human placental lactogen (hPL) yang diproduksi oleh placenta disamping akan memicu pemecahan lemak (lipolisis) dan asam lemak (fatty acid) tetapi juga dapat mengurangi sensitivitas jaringan terhadap insulin. Artinya insulin yang bertugas sebagai transportasi agar gula sampai kedalam jaringan liver, otot dan lemak tidak bekerja dengan baik. Akibatnya banyak gula yang menumpuk di ‘gudang’, ditambah Liver  berinisiatif membuat gula sendiri melalui glukoneogenesis. Akhirnya terjadilah yang dinamakan Gestational Diabetes dengan segala risikonya seperti bayi besar dan obesitas yang nantinya akan membuat kesulitan dalam persalinan

Perubahan yang lain
Menahan beban, tulang belakangnya akan sedikit tertekuk ke belakang, sehingga cara berjalannya tak lagi manis. Kadang kakinya bengkak karena pembuluh darah baliknya tertekan oleh janin. Kadang ia merasa sesak karena rongga perutnya membesar sehingga menekan paru-parunya. Berkurang pulalah kapasitas oksigen yang dapat ia simpan, karena harus menghidupi 2 orang ia sendiri dan janinnya. Seorang ibu bisa kekurangan nutrisi, kekurangan darah. Belum lagi ia harus berjuang karena berisiko terkena stroke, serangan jantung dan hipertensi karena darahnya mengental.

Saat Kelahiran
Di Indonesia. Angka Kematian Ibu masih tinggi yaitu 228 per 10.000 kelahiran. Terutama di daerah pedesaan dimana fasilitas kesehatan masih rendah. Banyak ibu yang meninggal karena pendarahan, infeksi dan hipertensi kehamilan (Pre Eklamsi – Eklamsi). Ketika seorang ibu melahirkan sebenarnya itu adalah perjuangan antara hidup dan mati, dengan rela ia mempertaruhkan nyawa. Dan tahukah kamu? Keadaan preeklamsi berat  adalah yang paling mengerikan. Yaitu adalah suatu keadaan dimana seorang ibu mengalami kenaikan tekanan darah hingga diatas 160/100 yang diikuti oleh kebocoran protein.
Kenaikan tekanan darah yang sangat tinggi dapat menyebabkan pendarahan otak spontan yang mengakibatkan seorang ibu mengalami kejang-kejang, tidak sadar dan bila meluas akan menyebabkan kematian. Pada mata, tingginya tekanan darah dapat menyebabkan lapisan saraf mata (retina) dapat lepas sehingga menyebabkan kebutaan (Ablatio Retina). Tingginya protein yang bocor menyebabkan cairan dari dalam darah akan merembes keluar dari ‘pipa’ saluran darah sehingga menggenangi organ-organ dalam. tubuhnya menjadi begitu bengkak (edema anasarka). Menambah beban jantung yang kemudian lebih lanjut dapat menyebabkan paru-paru nya terendam oleh cairan
Belum lagi risiko pendarahan yang begitu banyak. Kalau dikota siy enak. Tinggal pesan PMI lalu mendapat transfuse. Bagaimana di daerah pulau yang terpencil? Masih adakah waktu?
Begitu besarnya risiko dan pengorbanan seorang ibu saat melahirkan maka Nabi Muhammad SAW bersabda bahwa seorang ibu yang meninggal saat melahirkan maka ia akan tercatat sebagai syuhada. Orang yang mati syahid dan Surga yang luasnya seluas langit dan bumi menjadi ganjarannya.
Bagi seorang ibu, proses kehamilan dan melahirkan memang adalah proses yang sangat berat. Akan tetapi adakah ia mengeluh? Sekali-kali tidak. Yang terucap adalah rasa syukur dan doa agar anaknya lahir dengan sempurna, agar anaknya kelak tumbuh menjadi manusia yang berguna. Rasa sakit yang dirasakannya saat melahirkan akan segera berubah menjadi senyum bahagia saat melihat wajah putra/putri kecilnya, saat mendengar putra/putri kecilnya menangis dengan lantang, saat dokter berkata “ Selamat Ibu, putranya laki-laki/perempuan. Alhamdulillah sehat wal’afiat

Alloh SWT berfirman dalam surat Al-Ahqaf : 15
“Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa: Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri."

Mampukah kita membayar semua pengorbanannya? Sesungguhnya yang kita mampu adalah berusaha sekuat tenaga untuk tetap membuatnya tersenyum, tidak menyakitinya baik dengan kata maupun perbuatan. Mendoakannya agar Alloh SWT berkenan mencintainya sebagaimana Ia merawat kita dengan penuh kasih sayang.  Kasih sayanglah yang sanggup meluluhkan gunung, mengeringkan samudera. Kasih sayang yang tulus tanpa mengharapkan imbalan. Untukmu ibu, untuk sejuta pengorbanan… :’)  (AST)


Astu Anindya Jati feat. Nindia Nurmayasari
Surabaya, 27 Februari 2011

Sabtu, 19 Februari 2011

Kawah Candradimuka itu berinisial RSPG


3 tahun 1 bulan 17 hari tlah berlalu sejak pertama kali saya bekerja secara professional sebagai tabib modern, berjubah putih dan telah dimantrai dengan Sumpah Hipokrates yang didengung-dengungkan pula oleh teman-teman sejawat yang lain di seluruh dunia. Di Rumah SEHAT Petrokimia Gresik. Saya pribadi kurang suka dengan istilah Rumah SAKIT. Secara terminologi berarti rumah bagi para pesakitan. Dangkal sekali. Karena sebenarnya pasien-pasien yang datang adalah tamu yang sedang training kesabaran dan menunggu harapan untuk menjadi SEHAT. Jadi kata ‘Rumah Sehat’ mengandung optimisme. Jauh dari sikap putus asa dan sikap mengasihani diri sendiri. Dalam bahasa Inggris rumah sakit kan diterjemahkan sebagai Hospital dari kata hospitality yang secara garis besar berarti keramahan (dalam menyambut tamu/pasien)

Rumah Sehat ini terletak di jantung kota Gresik. Di kompleks pabrik pupuk yang telah melegenda di seluruh Nusantara. Sepintas rumah sehat ini mungkin dipandang hanya sebelah mata karena cukup kecil. Rumah sehat ini dibangun hanya satu lantai dengan extra floor tempat singgasana sang raja berada. Tapi bila melihat omzet nya maka akan cukup membuat seseorang terhenyak dan terbelalak. Kerjasamanya sudah menggurita dari PT. Petrokimia nya sendiri, puluhan anak perusahaan, dan berbagai macam health insurance seperti Jamsostek, Askes sosial, askes In health, dll. Seperti diketahui Gresik adalah industrial city sehingga bisnis kesehatan seperti ini cukup berkembang dengan baik.

Perkembangan dari tahun ke tahun jika dibandingkan dengan rumah sakit yang serupa cukup pesat dan ambisius. Meski belum mampu untuk memperluas rumah sakit utama, tapi rumah sehat ini berkembang menjadi rumah-rumah baru atau sel-sel baru di tempat-tempat strategis. Ada yang bernama Ghra Husada (GRAHU). Bertempat di daerah perumahan karyawan, perombakan bangunan yang awalnya hotel 4 lantai ini mengunggulkan tingkat kenyamanan dan ketenangan yang lebih. Di daerah perumahan GKB (Gresik Kota Baru) yang padat penduduk, ada klinik Kalimantan yang buka 24 jam. Dan pada akhir 2011 ini lahirlah ‘anak bungsunya’ yang bernama Klinik Driyorejo. Kecil2 cabe rawit karena tersedia layanan dokter spesialis lengkap dengan radiologi dan ruang operasi.

The GPs (red. General Practitioners) atau dokter umum dan juga perawat yang bertugas terdiri dari manusia-manusia hasil seleksi alam. banyak dari mereka yang masih muda, energik, kreatif dan tentu saja good looking hehe.. mengapa juga banyak yang masih muda? Karena memang turn over-nya cukup tinggi. Dokter? Sudah jelas karena banyak yang memutuskan untuk terus meng-upgrade dirinya dengan mengambil program pendidikan dokter spesialis. Perawat? Ada yang diterima tes CPNS ada yang menikah kemudian ikut suaminya. Seperti kulit, setiap saat ada saja pergantian secara terus-menerus, ada wajah-wajah baru.

Rumah sehat pendidikan. Sangat kondusif untuk proses belajar terutama di UGD, kasusnya lengkap. Dari hanya gatal2 setelah makan udang hingga kejang-kejang karena Ventrikel Takikardia. Dag dig dug karena tidak mudah ditebak what’s the next patient? Walau perasaan itu akan sama sekali hilang seiring dengan waktu.

Betul seperti kata pepatah, bahwa pengalaman adalah guru yang terbaik. Di rumah ini saya seperti mengalami proses pendidikan dan mendapat banyak sekali pelajaran yang kalau boleh saya bagi dengan  4 aspek yaitu :

Kognitif
Yaitu yang berhubungan dengan peningkatan pengetahuan (knowledge) seperti case studies mulai dari diagnosis, terapi, komplikasi, follow up terapi, Initial treatment, Monitoring dsb, Deskripsi dan  Intrepetasi ekg, Emergency and Intensive Care, Farmakologi, Anatomi, Membaca hasil radiologi, Kalkulasi luka bakar, Epidemiologi, cara menulis dan mempresentasikan makalah.

Psikoafektif
Berhubungan dengan psikologi dan kecerdasan emosi seperti : Membaca karakter, Membaca gerak dan bahasa tubuh, deteksi kebohongan, komunikasi verbal yang efektif, teknik pelaporan kepada dokter konsultan, intuisi,  problem Solving, team work, empati, pentingnya memberikan perhatian, dan menjalin persahabatan.

Psikomotor
Yaitu yang berhubungan dengan Skill atau ketrampilan :  seperti Teknik Operasi kecil, pemeriksaan fisik (internistik, Neurologis, bedah, Oftalmologis, THT), pemasangan Endotracheal tube, Teknik Evakuasi, Resusitasi jantung paru, Home Visite, Teknik Ekstraksi benda asing mata dan THT.


Spritual
Bertambah rasa syukur karena masih diberi sehat, kesabaran dalam menjalankan amanah. Sakit adalah penghapus dosa-dosa, Teknik mengambil ibrah / pelajaran, memahami Qodho dan Qodar, belajar tentang keikhlasan.

Semuanya seperti diceburkan menjadi satu ke dalam kawah Candradimuka membentuk diri manusia yang bekerja didalamnya menjadi manusia yang InsyaAllah lebih baik daripada sebelumnya…

Sebentar sebentar….. Apa siy yang disebut Kawah Candradimuka? Apa artinya? Darimana asal muasalnya. Ada cerita yang menarik mengenai ini. Berikut ini kisahnya….

Alkisah dalam Mahabarata. Raden Gatotkaca yang mempunyai nama kecil Jabang Tetuko ini adalah anak hasil perkawinan dari Bimasena atau Werkudara, salah satu dari Pendawa Lima dengan Dewi Arimbi yang notabene adalah seorang raksasawati. Karena hasil blasteran, jadi Gatotkaca ini punya bentuk tubuh dan wajah yang setengah-setengah. Setengah manusia setengah raksasa. Seperti monster-lah jadinya. Sampailah pada suatu ketika Kahyangan sedang dirundung peperangan dengan Patih Sekipu Montro yang sakti mandraguna. Kewalahan menghadapinya, Kahyangan kemudian mengutus Gatotkaca yang tinggal di bumi Pringgodani untuk menghadapi Patih Sekipu Montro. Pada saat itu Gatotkaca masih kecil dan belum dipoles. Belum begitu sakti dan masih berwujud raksasa. Lalu Batara Narada, tangan kanan Batara Guru membawa Jabang Tetuko (Gatotkaca kecil) dan menceburkannya ke dalam suatu kawah yang panas bernama Candradimuka, bersama dengan berbagai pusaka baja kahyangan. Apa yang terjadi? Wuzz!! Jabang Tetuko kemudian menjelma menjadi seorang Ksatria yang gagah dan rupawan. Kuat Luar biasa, bisa terbang kesana kemari, berotot kawat bertulang besi. Plus dibekali berbagai macam pusaka.  The flying knight of Pringgodani is born! Berdasarkan cerita inilah maka Kawah Candradimuka sering sekali dipakai sebagai istilah untuk proses ‘penggodokan’ dalam dunia pendidikan.

Setiap pengalaman, baik itu pahit maupun manis adalah sebuah proses pembelajaran, tinggal bagaimana seseorang pandai-pandai mengambil pelajaran atau hikmah dari setiap pengalaman. Begitu juga sebuah rumah sehat, dimana drama kehidupan tergurat jelas. Disatu sisi lahir satu kehidupan dan di sisi lain sesosok ruh kembali menghadap Rabb-nya. Karena itulah saya merasa sangat bersyukur bisa mendapat kesempatan untuk bekerja sekaligus belajar. Belajar tentang hidup. Di Rumah Sehat ini,  Rumah Pembangun Karakter, Kawah Candradimuka itu berinisial RSPG. (AST)


Hai manusia, sesungguhnya kamu telah bekerja dengan sungguh-sungguh menuju Tuhanmu, maka pasti kamu akan menemui-Nya. (Q.S Al-Insyiqaaq : 6)

Manusia di dunia ini baik disadarinya atau tidak adalah dalam perjalanan kepada Tuhannya. Dan tidak dapat tidak dia akan menemui Tuhannya untuk menerima pembalasan-Nya dari perbuatannya yang buruk maupun yang baik.


Gresik, 19 Februari 2011 02.53
Astu Anindya Jati feat. Nindia Nurmayasari

Kamis, 17 Februari 2011

Tauhid. Membentuk jiwa yang merdeka


Tauhid itu tidaklah cukup dengan hanya mengetahui Asma-Nya. Mengetahui sifat-sifat-Nya. Iblis pun mengetahui secara langsung bahwa Allah itu ada. Orang-orang Kafir ketika ditanya siapakah Tuhan Pemilik Langit dan Bumi maka mereka akan menjawab “ Allah” sebagaimana diterangkan dalam Q.S Luqman 25

Dan sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka: "Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?" Tentu mereka akan menjawab: "Allah." Katakanlah : "Segala puji bagi Allah"; tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.

Hakikat dari Tauhid adalah pemurnian ibadah kepada Allah SWT tanpa menyekutukannya dengan yang lain (Thaghut). Dengan menjalankan perintah-Nya, menjauhi larangan-Nya. Menggantungkan diri kepada-Nya, dan berdoa kepada-Nya antara harap dan takut. Sesungguhnya Rasul2 diutus dengan membawa misi ini, menyebarkan ilmu Tauhid.

Pada sebuah hadits Qudsi dikatakan bahwa Manusia yang membawa dosa sepenuh bumi akan tetap mendapat ampunan dari-Nya sepenuh bumi pula, selama manusia itu bertaubat dan tidak menyekutukan-Nya dengan yang lain.

Tauhid ini sebenarnya berbuah manis. Dengan bertauhid, maka Allah SWT menjaminkan keamanan dan petunjuk untuk kita. Dengan bertauhid maka akan memerdekakan diri kita dari penghambaan terhadap sesuatu selain-Nya. Bebas penyembahan dari fir’aun2 modern, manusia2 lain, harta benda, hawa nafsu, keluarga. Fokus hanya untuk Allah. Cintanya kepada makhluk tidak melebihi cinta kepada sang Khalik

Dengan bertauhid, maka kepribadian kita akan kokoh, disaat yang lain takut, maka kita dapat melangkah dengan berani, tiada yang ditakutinya kecuali Allah.. Tiada tujuan yang dicapai kecuali keridlaan-Nya. Kesemuanya ini akan melahirkan sikap Tawakal, Sabar, Ikhlas dan tumbuhnya iman yang kuat.

Tauhid juga menjadi dasar persaudaraan dari umat manusia. Mengembalikan harga diri masing-masing. Karena semua manusia itu sama. Yang membedakannya satu sama lain adalah kadar dari Taqwanya.

Ya Allah masukkanlah hamba ke dalam golongan hamba-Mu yang bertauhid. Jauhkanlah hamba dari syirik yang nyata maupun tersembunyi. Amiin

Gresik. 14 Februari 2011.
Ustadz Abdul Aziz in Suara Surabaya Radio 100.0 FM
Retold and edited by Astu Anindya Jati

Minggu, 13 Februari 2011

Jogja vs. Solo : saudara kembar berbeda karakter - a cultural review


Assalamualaikum
“Waalaikumsalaam. Silakan duduk Pak Bu! Bu Bambang nya masih shalat”, sambut asisten Bu Bambang pada kami.
(rupanya kami sudah ditunggu, kamipun disuguhi roti gelas. Apa itu? Sebenarnya saya tidak tahu namanya, itu lho jadi ada gelas isinya ada sosis, daging dan jamur dicampur semacam krim putih lalu diatasnya ada roti gandum yang menempel lekat di bibir gelas karena sebuah mesin yang bernama oven. Hmm mak nyus. Istimewa)

“Silakan lho selagi masih panas. Kalau sudah dingin nanti tidak enak”, kata asisten tersebut pada kami.
(memang roti gelas itu sudah agak dingin karena dimasaknya seusai jum’atan sedangkan kami berkunjungnya sudah mendekati sore. Tak menunggu lama roti gelas itupun menguap sedikit demi sedikit karena tampilannya begitu menggoda, dan hmm…rasanya juga sangat enyaak. Sebelumnya saya, istri dan ayah mertua harus menjemput terlebih dahulu ayah dan ibu di kantor bedah saraf RSU. dr Soetomo yang jaraknya puluhan kilometer. Sedikit meleset dari yang dijanjikan akan bertemu seusai jumatan. Alhamdulillah kebetulan sekali ayah dan ibu belum makan siang. Jadi hidangan tinggi kalori ini cukuplah mengganjal perut yang sudah berteriak kelaparan. Semoga Alloh membalas semua kebaikannya)

Yang ditunggupun akhirnya datang juga. Bu Bambang, owner Sukma Sari Wedding Organizer. Nama aslinya mana tahu. Nama kecil seorang ibu memang kadang dirahasiakan. Karena sering jadi password transaksi perbankan. Puterinya tentu tidak akan rela nama ibunya disebar-sebar hehe..

Wanita itu sulit ditebak usianya mungkin sekitar 50 atau 60. Wajahnya cerah, bugar dan minim kerutan. Menandakan pemiliknya rajin merawat diri. Ketika menyambut dan berbincang dengan kami tutur katanya santun, cerdas dan sarat pengalaman. Sorot matanya teduh dan bersahabat. Perawakannya agak besar sebesar jiwanya sebesar keteguhannya dalam membesarkan bisnisnya.

Acaranya dimana bu?
InsyaAlloh di gedung Juang

Hmmm ya ya. Gedung Juang itu praktis juga dekat. Tempat parkirnya luas.
Nanti memakai adat Jogja atau solo bu?
Jogja… Bu Bambang

Sampai disini mari kita sejenak menghentikan detak jam dan detak jantung lalu trance melakukan suatu perjalanan imajiner kembali ke masa lalu untuk mencari tahu asal muasal perbedaan budaya jogja dan solo. Siap-siap.. Bismillahirrohmaanirrohiim

Pada tahun 1755 terjadi peristiwa bersejarah yaitu tepat ditandatangani nya perjanjian Gianti yang membagi wilayah Kesultanan Mataram menjadi dua yaitu Yogyakarta dan Surakarta. Karena latar belakang politik yaitu perang saudara yang makin memanas antara Pangeran Aryo Mangkubumi dan Sinuhun Paku Buwono II akhirnya Kompeni berusaha menengahi sekaligus menjalankan taktik licik VERDEEL EN HEERS membagi dan menaklukkan atau yang lebih beken Devide et Impera. Belanda kompeni memanfaatkan konflik internal kerajaan Mataram agar kekuasaannya terpecah belah sehingga lebih mudah dikuasai.. melalui perjanjian ini Pangeran Mangkubumi berkuasa di Yogyakarta dan kemudian bergelar Sultan Hamengkubuwono I. Sementara Sinuhun Paku Buwono III berkuasa di  Surakarta. Masyarakat di kedua wilayah ini lalu bertumbuh dengan adanya ‘caranya’ masing-masing. Mulai dari cara pandang, cara hidup, cara bicara, cara berbusana sampai pada seni gamelan dan seni tarinya. Yah, sangat beragam dan unik sekali. Contohnya seperti ini, ternyata ada perbedaan dari gaya berbusana antara pria Jogja dan Solo.

Blangkon
blangkon Solo. Mondolan pipih
Blankon Jogja Mondolan lebih menonjol
Perbedaannya ada pada mondolan atau gelung belakang. Kalau Yogyakarta mondolannya menonjol dan agak besar. Sementara Solo bentuknya pipih / kempes / trepes. Kok bisa begitu? Masing-masing ada makna filosofis yang menarik. Pada zaman dahulu banyak pria Jawa yang berambut panjang sehingga banyak yang digelung ke belakang menyatu dengan ikat kepala sehingga pada blangkon Jogja ada mondolan atau tonjolan di belakang tempat gelungan rambut. Ada juga yang memaknai bahwa gelungan itu ibarat aib yang harus disembunyikan baik aib sendiri maupun orang lain. Menyimpan rapat2 perasaannya sendiri demi menjaga perasaan orang lain. Tetap tersenyum walau hatinya menangis atau marah.. inilah sebenarnya watak orang jawa secara umum, jarang ada yang blak-blakan tanpa tedheng aling-aling selalu dijaga dan dijaga karena wataknya halus. Sedangkan di Solo, karena lebih dekat dengan pemerintahan kolonial, orang-orang Solo sudah terlebih dahulu mengenal cukur. Jadi Blangkon Solo hanya mengikatkan 2 pucuk ikatan menjadi satu. Dua ikatan ini ibarat 2 kalimat syahadat yang harus diikat kuat, dipegang teguh di dalam hidup.

Tentang blangkon sendiri ada 2 filosofi. Yang pertama diletakkan di kepala agar produk yang dihasilkan kepala yaitu berupa ide, pemikiran, konsep haruslah tetap selalu dalam koridor nilai-nilai agama Islam. Jadi tidak dibiarkan bebas begitu saja akan tetapi diarahkan agar menjadi berkah untuk sesama. Menjadi rahmatan lil alamiin (rahmat seluruh semesta). Filosofi yang kedua Blangkon ibarat makrokosmos (Pemilik alam semesta ) sedangkan kepala adalah mikrokosmos yaitu makhluk bernama manusia. Artinya dalam menjalankan amanahnya  sebagai khalifah fil ardhi (pemimpin di Bumi)
harus selalu tunduk dan patuh kepada penciptanya yaitu sang Khalik.

Surjan dan Beskap
Beskap Solo
Pakaian Adat pria Jogja sehari-hari disebut surjan. Ada 2 macam motif yaitu surjan lurik dan surjan kembang. Kalau di Solo, pakaian pria namanya Beskap, bentuknya seperti jas didesain sendiri oleh orang Belanda yang berasal dari kata beschaafd yang berarti civilized atau berkebudayaan.

Keris
Keris gaya Solo disebut ladrang sedangkan Jogja bernama Branggah. Ladrang mempunyai bilah (sarung keris) yang lebih ramping dan sederhana tanpa banyak hiasan karena mengikuti gaya senopatenan dan mataram sultan agungan. Sementara keris Solo pada bilahnya lebih banyak ornamen dan bentuk/motif karena mengikuti cita rasa Madura dari Mpu Brojoguno. Ukiran keris solo bertekstur lebih halus daripada jogja. Juga ada perbedaan dari gagang keris, luk, dll. Masing-masing memiliki filosofi sendiri-sendiri.



Wiru (seni melipat kain batik/jarik)
Wiru pada jariknya pun juga berbeda. Wiru Yogyakarta pada bagian garis putih pada ujung jarik diperlihatkan dan kadang-kadang disertai “pengkolan-pengkolan” (lipatan). Sedangkan pada Wiru Surakarta garis putih tersebut tidak diperlihatkan dengan cara ditekuk atau dilipat ke dalam sehingga akan tertutupi oleh wiru itu sendiri.

Corak batik
Mengenai corak batik sebenarnya sumbernya sama yaitu dari mataram kuno tapi seiring perkembangan ada sedikit perbedaan. Pada batik Solo cenderung bercorak gelap dan muram sementara Jogja cerah. Ada juga perbedaan istilah, tata cara pemakaian, pemilihan batik pada event2 tertentu

Pager Bagus
Di Solo pager bagusnya muda2 yang cantik yang ganteng. Di Solo lebih menekankan penampilan dan cenderung glamour sementara pada resepsi Jogja yang menjadi pager bagus adalah pasangan yang sudah berumur karena lebih menekankan kesederhanaan dan ilmu dari seseorang. Menurut adat jogja manusia akan lebih terlihat cantik/tampan bila memiliki ilmu.
Surjan Jogja

kiri : keris Solo kanan : keris Jogja
Tik tok waktu kembali berjalan dan mari kita kembali ke masa kini. Bu Bambang dan kami telah selesai beramah-tamah. Dalam dialognya, Beliau telah mengajarkan kami akan betapa tingginya budaya yang kita miliki. Itu baru adat Jawa belum daerah daerah yang lain. Negara kita adalah Negara kepulauan.. archipelago.. Budaya dan bahasa tumbuh begitu subur dengan nilai-nilai kearifan lokal masing-masing. Teringat-ingat pesan dari Kitab suci Al-Qur’an QS Al Hujuraat : 13  “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal “ Subhanallah diciptakan-Nya perbedaan adalah sebagai bukti Kebesaran-Nya. Perbedaan diciptakan bukan untuk menjadi saling bermusuhan akan tetapi agar manusia dapat saling menghargai satu sama lain.

Surabaya, 13 Februari 2011
Writer                      : Astu Anindya Jati, dr.
Editor in chief      : Nindia Nurmayasari, SPsi.

Referensi
3.  http://www.kaskus.us/showthread.php?t=4386490 (Sedikit Mengenal "SURJAN" Pakaian Khas Jawa)

Sabtu, 12 Februari 2011

Sulit banget nulis? Merdekakan dirimu dengan ‘happy writing’ by Andrias Harefa – A book review


Buku yang luar biasa super ! Bisa benar-benar mengintimidasi dan memprovokasi pembacanya untuk segera menulis. Penulisnya adalah seorang tutor, penulis 38 buah buku yang semuanya diterima di pasar, seorang luar biasa. Pada kata pengantar buku ini, Diungkapkan bahwa beliau merasa memiliki tanggung jawab moral untuk terus menulis dan sekaligus membuat orang lain agar bisa menulis. Bung Andrias Harefa atau yang biasa dipanggil Aha ini tidak segan – segan untuk membagi sebanyak – banyak ilmunya. 50 tips yang diberikan dalam buku ini begitu applicable, simple. Sedikit bocoran niy tips pertama berjudul menulis itu pekerjaan tangan maksudnya tidak usah terlalu banyak berfikir.. duduk  lalu tuliskan saja apa yang ada di fikiranmu. Menulis itu tidak begitu membutuhkan bakat tapi pembiasaan seperti saat kita belajar naik sepeda atau berenang Tips kedua berjudul kepepet itu penting. Disini Bung aHa mengatakan bahwa deadline itu membuat kreatifitas kita terpacu. Banyak ide yang tiba2 keluar begitu saja justru pada saat kondisi tertekan. Tips ke-3 adalah …… Wah lebih baik teman2 baca bukunya (atau minjem) deh pokoknya keren abietz!

Intinya saat menulis itu, lupakan teori-teori usang tentang “how to write” karena menulis intinya adalah sebuah kemauan. Untuk itu yang pertama kali yang ditumbuhkan adalah gairah untuk menulis

Buku yang unik karena ditulis originally taken from his notes dan dikomentari dengan cerdas oleh teman2, murid2 yang sebagian besar juga penulis buku. Komentarnya bagus2 ada yang lucu ada yang serius ada yang inspiring sehingga bisa memperkaya konten yang sudah ada

Subhanallah setelah membaca buku ini saya seperti terbakar.. ups panas dong?.. enggak, maksudnya semangatnya berapi-api untuk terus menulis kapan saja, dimana saja. Saya pernah membaca sebagaimana harta yang wajib dikeluarkan dengan zakat. Begitu juga dengan ilmu, wajib pula untuk dibagi dan disebarkan. Alloh menyediakan neraka wail bagi hamba-Nya yang egois. Hambanya yang menyimpan ilmunya sendiri. Naudzubillah deh

Dengan menulis kita juga eksis. Scribe ergo sum. Saya menulis maka saya ada. Kita boleh mati tapi tulisan akan terus hidup. Pemikiran, pengalaman, ide akan menjadi warisan bagi generasi setelahnya… Nabi Muhammad SAW dengan indah pernah bersabda, Ada 3 hal yang akan terus mengalir walau kita sudah tiada, yaitu doa anak yang shaleh, amal Jariyah dan ilmu yang bermanfaat. So guys jadi tunggu apa lagi. Baca buku ini dan segeralah menulis ^^ (AST)

Surabaya. 12 Februari 2011 (13:08)

Jumat, 11 Februari 2011

Bagai menggenggam api


Nabi Muhammad SAW pernah bersabda bahwa pada akhir zaman manusia memegang kebenaran seperti bara api, panas dan pedih. Di tengah-tengah Kondisi masyarakat dan Negara yang krisis moral. Hal ini memang nyata, Pada suatu malam Istri saya pernah bercerita tentang seorang Kyai pondok pesantren yang difitnah secara keji telah berbuat cabul terhadap salah seorang santriwatinya. Tuduhan ini sungguh tidak berdasar. Bahkan hasil visumnya negative. Eh ternyata dibalik semua itu adalah perebutan lahan pesantren dengan salah satu partai politik. Saya dan istri seperti menjadi saksi bahwa mafia hukum itu benar2 ada. Lengkap mulai oknum aparat, hakim dan jaksa. Satu paket seperti yang sudah dikabarkan di media massa. Yang Kuat yang berkuasa. Yang berharta banyaklah yang mempunyai kendali.. Hubbud Dunya… sikap mencintai dunia diatas segalanya telah menjadi virus yang menjangkiti sebagian besar masyarakat muslim saat ini termasuk penegak hukum yang secara sewenang-wenang berbuat Dzalim tanpa memperhatikan benar maupun salah. Astaghfirullah. Naudzubillah min Dzalik.

Tapi tentu saja Allah tidak tidur. Allah beserta hambanya yang sabar dan doa orang yang dizalimi akan dikabulkan tanpa penghalang, tanpa tabir. Semoga allah mengangkat derajatnya, meneguhkan imannya dengan tetap istiqomah di jalnnya. Alloh memberikan cobaan karena Ia mencintai hamba-Nya. Bila ia tetap teguh dalam kesabaran maka akan tercurah rahmat dan ampunan-Nya. Dan bila ia tidak bersabar maka sungguh Adzab-nya sangat pedih.

Hingga kini Kyai yang tidak bersalah ini, dibalik jeruji besi terus berdzikir, mengingat perjuangan nabi2 yang dahulu, Nabi Yusuf a.s yang dipenjara selama 7 tahun. Tetap teguh dalam kesabaran. Semoga Allah SWT membalas semua kebaikannya. Amiin..
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...