Sabtu, 14 Mei 2011

[Book Review] Si Cacing dan Kotoran Kesayangannya


Data Buku


·         Judul            : Si Cacing dan Kotoran Kesayangannya
·         Author          : Ajahn Brahm
·         Jenis Buku  : Umum
·         Genre          : Self Motivation
·         Penerbit      : Awareness Publication
·         Cetakan I     : April 2009
·         ISBN            : 978-602-8194-31-0  

Prologue

Pengalaman adalah guru yang terbaik. Begitu pula dengan pengalaman orang lain. Bila kita pandai, banyak sekali hikmah atau ibroh (pelajaran)   yang bisa diambil.

Salah satunya adalah pengalaman yang dialami oleh Ajahn (guru) Brahm. Buku ini mengisahkan 108 cerita pendek yang sarat moral dan spiritual tapi dikemas dengan bahasa yang universal, tidak dogmatis, bahkan segar dan penuh humor.

The Writer’s story

Ajahn Brahm bernama asli Peter Betts kelahiran Inggris. Hidup dalam kesederhanaan karena yatim sejak kecil, tidak membuatnya menyerah. Ia lalu mendapatkan beasiswa di Cambridge University jurusan fisika dan lulus dengan nilai yang baik.

Setelah lulus, pada umur 23, ia justru mengikuti panggilan hidupnya dan meninggalkan atribut-atribut keduniawian untuk menjadi biksu di pedalaman hutan Thailand selama 9 tahun dibawah bimbingan gurunya Ajahn Chah yang inspiratif dan karismatik.

Setelah menjadi biksu pertapa, Ia pun ditahbiskan dengan nama baru Ajahn Brahmavamso atau lebih populer dengan Ajahn Brahm saja. Bersama teman-temannya  ia kemudian pindah ke Perth, Australia dan mendirikan biara (wihara) untuk misi “dakwah” melayani masyarakat  di sekitarnya.

Benefits

108 cerita di buku ini sebagian besar adalah pengalaman penulis nulai dari sebelum menjadi biksu, selama masa pertapaan, dan setelah menjadi ‘juru dakwah’ di Perth Australia. Ditambah beberapa kisah dari kitab-kitab Budhis kuno seperti  Jataka, udana, samyutta Nikaya.

Ajahn Brahm menggabungkan kebijaksanaan klasik dan modern menjadi sebuah nilai moral yang masih bisa diterapkan hingga saat ini. Seperti pengendalian emosi, pencarian jati diri, tips public speaking, optimisme, cinta, prasangka  baik, personal relationship, kesabaran dan lain sebagainya.

Dengan model bercerita, maka Ajahn Brahm telah mendidik pembacanya tanpa harus menggurui J


@astu_MD

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...