Sabtu, 19 Maret 2011

Dengan menjadi pribadi yang bertaqwa, raih dunia, raih akhirat



Khotbah Jum’at 18 Maret 2011
AKBP Juari Hamid. SH. MHum
Masjid Muhammad Cheng Hoo Surabaya

Manusia jika kita renungkan dan kita tanyakan pada hati nurani kita masing-masing sesungguhnya adalah binatang yang berakal. Akal lah yang membedakan kita dengan makhluk yang lain. Jika manusia tidak menggunakan akalnya, hanya makan, minum,  tidur kata Imam Al-Ghazali maka tak ubahnya ia seperti hewan belaka.

Allah berfirman dalam salah satu ayat-Nya

Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum'at, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. (62:9)

Yaitu apabila kita telah diseru untuk menunaikan shalat maka bersegeralah kita untuk melakukan audiensi dengan-Nya. Konsekuensinya adalah meninggalkan jual beli, meninggalkan aktivitas kita sejenak untuk menghadap-Nya untuk berdzikir. Karena shalat pada hakikatnya adalah dzikir (mengingat Alloh)

Islam adalah agama yang mengajarkan kita untuk mencari kebahagiaan di dunia juga di akhirat.

Dan di antara mereka ada orang yang berdoa: "Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka" (2:201)

Maka Allah Maha Adil. Setelah shalat maka kita disuruh untuk segera bertebaran dimuka bumi untuk mencari rizki.

“Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung” [QS 62: 10]

Karena rizki tentu saja tidak begitu saja jatuh dari langit. Harus dicari. Kita harus menjadi umat yang berkecukupan dan itu tidak cukup hanya dengan berdoa.

Marilah kita pelajari Al-Qur’an dengan tak lupa mengamalkannya. Seorang manusia tidak dinilai dari harta, pangkat, jabatan, kekuasaan. Kesemuanya itu pasti memiliki umur. Lihat Jepang yang walau teknologinya sudah maju tapi tetap tidak bisa menghindari tsunami. Dan Alloh ketika mencabut ruh hamba-Nya maka tidak bisa dimajukan maupun dimundurkan sedikitpun.

Manusia dinilai dari keimanan dan akhlaq (behavior) nya dan sejauh mana ia dapat memberikan manfaat untuk manusia lain, untuk keluarganya, untuk masyarakatnya, untuk negaranya dsb. Karena hanya amal-lah yang kita bawa nanti sampaimenuju akhirat.

Semoga kita termasuk hamba-hamba-Nya yang bertaqwa. Amiiin Allahumma amiiin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...