Senin, 21 Maret 2011

Our women's National Costume : KEBAYA

Saya dan istri dalam balutan busana daerah
Mendekati pernikahan adik kami, mama sedang berjuang menunggu Mas Edi, designer pakaian di daerah Pogot, Kenjeran. Untuk menyelesaikan seragam kebaya merah maroon. Bayangkan saja 3 hari sebelum hari H. Kain kebaya untuk 4 orang belum disentuh sama sekali. Hanya berupa lembaran-lembaran kain dalam lemari. Padahal kita sudah menaruh kain itu sejak 2 bulan sebelumnya.

Rasa sedih, gregetan, gelisah akhirnya terbayar. Dalam 2 hari saja kesemua kebaya siap untuk dipakai saat resepsi.  Hasilnya memang sangat istimewa. Mas Edi ini mempunyai imajinasi, intuisi dan ketajaman proporsi dan komposisi dalam meletakkan motif ornamen kain brokat ke leher, lengan dan punggung. Indah sekali.

Dalam membuat kebaya, Mas Edi pertama-tama menggunting kain sesuai dengan pola. Karenasudah professional maka terlihat sreet sreet tanpa ragu memotong bagian2 kain lalu dijahit sementara. Tahap kedua dekorasi atau motif emboss pada kebaya kemudian dipotong dengan solder sesuai alur, diletakkan, dibentuk lalu ditempelkan dengan jarum pentul di bagian-bagian tertentu.
Untuk selanjutnya proses embroidery (bordir) yang memakan waktu agak lama dilakukan oleh asisten. Proses finishing meliputi pemasangan kancing dan Ironing (setrika).

Bila kita sedikit menilik sejarah, kebaya sebenarnya berasal dari bahasa arab abaya yang berarti pakaian. Dan memang mulai marak terutama di Jawa Timur, Jawa Tengah, Sunda dan Bali sejak masuknya Islam di Jawa pada zaman Majapahit. Sebelum itu pakaian wanita hanya berupa kemben yang dipadu dengan sarung atau batik. Untuk menyesuaikan dengan syariat Islam maka bagian bahu yang awalnya terbuka ditutup semacam baju berlengan panjang tanpa kancing yang disatukan dengan bros. Untuk bangsawan bros biasanya terbuat dari emas sementara untuk rakyat biasa hanya disatukan dengan peniti.

Kini kebaya sering dipakai pada acara-acara resmi seperti pernikahan. Kebaya Modern terdiri dari kain brocade yaitu kain dekoratif dengan ornament yang timbul (emboss). Sebagai pengganti kemben maka wanita Indonesia memakai Kamisol atau korset yang sudah memakai zipper. Untuk bawahan tetap memakai kain batik dengan wiru (lipatan) tertentu. Untuk wanita muslim kebaya dengan cantik juga dapat dikombinasikan dengan jilbab yang berwarna-warni.

Ada juga yang memakainya sebagai seragam seperti pada Garuda Indonesia Airways, Singapore Airlines dipadukan dengan jarit batik. Sempat juga terjadi perang klaim antara Indonesia dan Malaysia (yang pada akhirnya dimenangkan Indonesia) tentang siapa yang lebih berhak menyandang kebaya sebagai National costume.

Kebaya memang sudah identik dengan jati diri bangsa. Kebaya juga pernah menjadi simbol perlawanan. Wanita tawanan Jepang pernah bersikukuh untuk memakai kebaya dan menolak mengenakan pakaian barat. Megawati Soekarno Putri juga memakai kebaya merah yang sudah menjadi ciri khasnya dalam forum-forum internasional. Sebagaimana bangsa Jepang yang sangat bangga akan kimono nya. Patut rasanya bagi kita untuk terus melestarikannya dengan inovasi-inovasi baru. (AST)

Gresik, 21 Maret 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...