Senin, 28 Maret 2011

Penyebab rusaknya tatanan sosial (4) HILANGNYA RASA MALU

Renungan Fajar 28 Maret 2011
Judul : Merusak tatanan sosial  (4) Hilang rasa malu
Ustadz Abdul Aziz @SSFM 100.0

Assalamualaikum Wr.Wb
Bismillahirrohmaanirrohiim.
Marilah kita bersyukur karena kita masih diberi kesempatan untuk bertemu kembali di renungan fajar suarasurabaya FM. Membahas hal-hal yang merusak tatanan sosial kita berlanjut ke nomer 4 yaitu hilang atau tipisnya rasa malu.

Malu adalah bagian dari iman. Rasulullah pernah bersabda bahwa iman itu ada 77 cabang dan mempunyai rasa malu adalah salah satu cabang dari iman.

Rasa malu dan iman itu saling berkaitan satu sama lain, bila manusia sudah hilang rasa malu maka hilang pula imannya. Begitupun sebaliknya

Rasa malu dan iman itu selalu berdampingan, maka apabila salah satunya hilang, maka hilang pula yang lainnya (HR Baihaqi)

Malu adalah ketika kita menjaga indera-indera kita dari hal-hal yang diharamkan. Mulai dari mata dari yang dilihat, perut dari yang dimakan, telinga dari yang didengarkan, kaki dimana ia melangkah.

Malulah kalian pada Allah dengan sebenar-benarnya rasa malu. Para sahabat menjawab, “Sesungguhnya kami telah merasa malu, wahai Nabi Allah. Kami bersyukur kepada Allah (karena bisa berbuat demikian).” Beliau bersabda, “Bukan demikian. Akan tetapi, orang yang malu kepada Allah dengan malu yang sebenarnya adalah orang yang menjaga kepalanya dan apa yang terekam di dalamnya; menjaga perut dan apa yang dihimpunnya; dan ingatlah kalian pada kematian dan bahayanya. Siapa menghendaki kampung akhirat, maka tinggalkanlah perhiasan dunia. Siapa mampu mengerjakan demikian, maka sungguh dia telah malu kepada Allah dengan sebenar-benarnya rasa malu.” (HR Tirmidzi)

Bila sudah tidak memiliki rasa malu, maka manusia akan berbuat semaunya lepas tanpa batas. Nabi pun memberikan ancaman.

“Jika tidak malu berbuatlah sesukamu!” (HR al-Bukhâri dan Ibn Mâjah)

Salah satu tanda dari hilangnya rasa malu adalah korupsi secara terang-terangan. Apa itu korupsi? Nabi menjelaskan :

“Barangsiapa yang kami angkat menjadi karyawan untuk mengerjakan sesuatu, dan kami beri upah menurut semestinya, maka apa yang ia ambil lebih dari upah yang semestinya, maka itu namanya korupsi”. (H. R. Abu Daud)

Korupsi ada yang aktif, ada yang pasif. Korupsi aktif adalah tindakan memperkaya diri yang jelas-jelas melawan hukum sedangkan yang pasif adalah pegawai negri yang mendapatkan hadiah karena wewenang atau jabatannya. Atau pejabat yang diberi hadiah agar urusannya dipermudah.

Sudah banyak khatib dan mubaligh yang tak bosan-bosannya mengingatkan tentang korupsi. Tapi apa yang terjadi? Korupsi tetap saja ada. Karena sudah hilang rasa malu , sudah hilang rasa takut akan adzab akhirat. Karena manusia lebih menuruti syahwatnya. Karena manusia pada dasarnya mempunyai sifat serakah

Di riwayatkan dari Anas bin Malik r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda; “Seandainya Bani Adam memiliki dua lembah yang penuh berisi harta, maka dia masih akan mencari lembah yang ketiga. Tak ada yang dapat memenuhi perut Bani Adam kecuali tanah. Tapi Allah memberi ampunan bagi siapa saja yang mau bertobat.” (HR. Bukhari & Muslim)

Ada korupsi bisa juga karena ada demand. Banyak orang yang tidak mau bertele-tele. Ketakutan dipersulit. Lalu menyuaplah ia padahal nabi pernah bersabda bahwa penyuap dan yang disuap sama-sama masuk neraka. Bagi yang disuap misalnya hakim maka Hukum yang seharusnya terabaikan menjadi terabaikan. Begitu juga dengan penyuap tanpa memenuhi berbagai syarat dan atau sesuatu yang sesungguhnya bukan menjadi haknya, akan memperoleh sesuatu yang dibutuhkan.

power tends to corrupt and absolute power corrupts absolutely
(John Emerich Edward Dalberg Acton, first Baron Acton (1834-1902). The historian and moralist)

Seseorang yang diberi tampuk kekuasaan biasanya didukung oleh investor-investor untuk dana kampanye misalnya. Dengan berbagai kepentingan pula. Sedangkan bila ia sendiri maka tidak akan cukup dana yang tersedia maka apa yang ia lakukan? Korupsi korupsi dan korupsi

Dampaknya apa? Yang pertama hartanya tidak barokah, tidak membahagiakan. Alloh melaknat harta yang diperoleh dari korupsi. Melaknat yang menyogok dan disogok. Ketika kiamat nanti akan ditanya darimana dan untuk apa harta itu kamu gunakan. Yang kedua akan melahirkan generasi yang rusak moral bayangkan saja harta hasil korupsi itu akan menjadi darah daging melumuri hati. Bukankah Ada segumpal daging didalam diri, bila daging itu jelek, maka jelek pulalah seluruh diri kita, jika segumpal daging itu baik, baik pulalah seluruh diri kita, itulah qolbu/hati

Semoga Alloh melindungi kita. Tingkatkan taqwa tingkatkan Ihsan. Segala yang ada di dunia ini pasti akan dimintai pertanggungjawaban.

Modified and retold by Astu Anindya Jati
TB Togamas Pucang Surabaya
28 Maret 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...